Camat Masaran, Wisarto Sudin, mengaku ada lebih dari 12 pengrajin sangkar burung di wilayah Desa Karangmalang. Belasan pengrajin itu, kata dia, menjadi pionir bagi pengembangan kerajinan sangkar burung di Masaran. Dia juga menemukan sejumlah pengrajin dalam jumlah kecil di wilayah Kliwonan dan Pilang.
“Kami akan mengembangkan potensi wilayah itu menjadi semacam sentra industri kecil. Kami sudah membantu mereka dalam bentuk suntikan modal, pemberian bekal untuk strategi pemasaran dan memfasilitasi untuk mengadakan pameran ke luar daerah. Ya, buktinya pesanan sangkar burung para pengrajin itu bisa tembus sampai Jawa Timur dan sejumlah daerah lainnya di luar Sragen,” urai Wisarto.
Salah satu pengrajin sangkar burung ini adalah Sugiyanto, warga Dukuh/Desa Karangmalang RT 11A. Dia sudah cukup lama menggeluti kerajinan sangkar burung. Dalam satu pekan, dia mampu menghasilkan 10 unit sangkar burung yang siap dipasarkan. Nilai jual sangkar burung itu pun bervariasi, rata-rata Rp 35.000/buah. Dengan nilai jual itu, Sugiyanto bisa mengantongi untung sampai Rp 25.000/buah.
Biasanya ada pengepul yang membeli sangkar burung buatan para pengrajin. Pengepul kemudian melempar lagi ke sejumlah pelanggan di luar Sragen, bahkan sampai Jawa Timur. Setidaknya ada 60 pengrajin dari berbagai daerah yang setor kepada pengepul.
Seorang pengepul, Suwarno, mengungkapkan dalam satu bulan bisa mengumpulkan sampai ribuan unit sangkar burung. Permintaan sangkar burung ini, aku dia, bisa sampai ke luar Jawa dan sejumlah kota di Jatim dan Jateng. Untuk wilayah Jakarta, Suwarno bisa menyuplai sampai 900 unit per bulan.
Tri Rahayu