by Ria Sari Febrianti - Espos.id Lifestyle - Kamis, 7 Mei 2020 - 07:26 WIB
Esposin, SOLO – Siapa yang tak suka gorengan? Camilan berbahan dasar tepung ini sangat mudah ditemukan di beberapa tempat di Indonesia. Tak hanya itu, karena cita rasa gorengan yang enak dan cocok dimakan kapan saja membuat sebagian orang rela gagal diet demi menyantap kudapan ini.
Makanan yang digoreng, seperti pisang goreng, tahu goreng, bakwan goreng, dan masih banyak lagi, memang selalu menggiurkan. Rasanya yang gurih, enak, dan renyah di mulut membuat gorengan disukai banyak orang dan selalu bikin ketagihan. Namun, mungkin Anda juga sudah tahu bahwa terlalu banyak makan gorengan tidak baik untuk kesehatan tubuh. Jadi, buat Anda yang suka ini, perhatikan dulu tips berikut biar tetap sehat.
Kalau Anda terlalu sering makan dan sekali makan bisa dalam jumlah banyak, Anda berisiko terkena berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, obesitas, diabetes, sampai penyakit jantung. Jadi, jangan terlalu sering dan batasi lah jumlah gorengan yang kamu makan.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu berhati-hati saat membeli gorengan. Jangan asal membeli gorengan dan perhatikan juga pedagang gorengan secara cermat, agar gorengan yang kamu makan aman dikonsumsi. Waspada dengan pedagang gorengan yang menggunakan minyak yang sangat hitam untuk menggoreng.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu berhati-hati saat membeli gorengan. Jangan asal membeli gorengan dan perhatikan juga pedagang gorengan secara cermat, agar gorengan yang kamu makan aman dikonsumsi. Waspada dengan pedagang gorengan yang menggunakan minyak yang sangat hitam untuk menggoreng.
Kabar Baik! Golongan Ini Dapat Listrik Gratis Selama 6 Bulan Dari PLN
Minyak baik itu seperti olive oil, canola oil, dan sesame oil. Vito mengatakan, ketiga minyak ini tidak menyebabkan penumpukan kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Sehingga baik untuk dipakai mengolah gorengan.
Menurut sejarah churros kali pertama dibuat oleh pengembala Spanyol yang hidup di dataran tinggi karena ia kesulitan mengakses toko roti. Hal inilah yang menyebabkan churros berbentuk mirip tanduk domba.
Melansir dari Wikipedia, asal mula pembuatan pajeon karena rakyat Dongnae (saat ini menjadi wilayah Kota Busan) melemparkan daun bawang ketika mengalahkan tentara Jepang yang sedang menyerang. Nah, sejak saat itu pajeon dibuat untuk merayakan kemenangan rakyat Dongnae.
Round Up Situasi Terakhir Covid-19 Solo: Positif Tetap 22 Orang, Sembuh Tambah 3
Di dalam coxinha ini biasanya di isi dengan daging ayam cincang atau abon. Adonannya juga dibentuk unik, yaitu menyerupai air mata dan dilumuri dengan tepung roti. Teksturnya yang garing di luar dan lembut di dalam membuat Anda ketagihan untuk mencicipinya lagi.
Jika Anda pergi ke restoran ramen atau udon, kakiage biasanya disajikan sebagai makanan pendamping mie. Tak hanya itu, gorengan ini juga nikmat jika dipadukan dengan cocolan saus mirin, saus soy, dan juga dashi.
Cara membuatnya juga terbilang mudah, yakni dengan membekukan campuran tepung dan coca-cola. Setelah beku adonan dibentuk sesuai selera kemudian digoreng dalam minyak panas. Sajikan coca-cola goreng dengan gula halus. Alcapurria, Puerto Rico
Camilan yang hampir mirip seperti jemblem dari Jawa Timur ini bernama alcapurria. Berbahan dasar sama, camilan ini terbuat dari singkong yang diparut halus, bedanya jika jemblem berisi gula merah sedangkan alcapurria ini berisi campuran daging sapi cincang, jagung, atau seafood.
Selain sayur, bahan pakora juga dapat diganti dengan bawang bombay. Gorengan ini biasanya disajikan dengan celupan saus alpukat, hmm nikmat bukan?
Dalam Bahasa Korea twigim merupakan istilah untuk menyebutkan makanan yang digoreng bersama tepung bumbu. Tak hanya satu, twigim memiliki beragam jenis yakni twigim sayuran (yachae twigim), twigim cumi-cumi (ojingeo twigim), twigim singkong ( goguma twigim), twigim udang (saewoo twigim), twigim telur (gyeran twigim), dan lain sebagainya.