style
Langganan

BUMN: Membuka Pasar Baru dengan Kredit Baru - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adib Muttaqin Asfar Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Selasa, 15 Mei 2012 - 09:18 WIB

ESPOS.ID - TAMBAH ASET-Hari di dapur Soto Gerabahnya, Sabtu (12/5) lalu. Kredit lunak dari BUMN digunakannya untuk menambah aset. (Espos/Adib Muttaqin Asfar)

Siapa tak mau mendapatkan kredit dengan buka 6% per tahun? Bagi pengusaha yang butuh modal, pinjaman lunak itu sangatlah berarti.

Advertisement

“Model pemberian kredit seperti inilah yang cocok bagi UMKM karena bunganya sangat rendah, cuma 6% per tahun. Ini lebih cocok dari pada kredit-kredit yang lain,” kata Hari Wiryawan, pemilik Soto Gerabah saat ditemui Espos, Sabtu (12/5).

Hari adalah satu dari sekian banyak mitra binaan PT Telkom di Soloraya yang mendapatkan fasilitas kredit lunak. Meskipun salah satu konsekuensinya adalah kewajiban untuk membuat laporan perkembangan setiap tiga bulan sekali, Hari mengaku itu bukan masalah. Toh, laki-laki asal Solo Baru ini juga mendapatkan manfaat besar dari pinjaman itu.

Advertisement

Hari adalah satu dari sekian banyak mitra binaan PT Telkom di Soloraya yang mendapatkan fasilitas kredit lunak. Meskipun salah satu konsekuensinya adalah kewajiban untuk membuat laporan perkembangan setiap tiga bulan sekali, Hari mengaku itu bukan masalah. Toh, laki-laki asal Solo Baru ini juga mendapatkan manfaat besar dari pinjaman itu.

Soto Gerabah yang terletak di Jl Soepomo, Solo dikenal sebagai warung soto yang tampil beda. Jika selama ini orang mengenal soto kuali, Hari menampilkan lebih dari itu. Dia tidak hanya memakai kuali, hampir semuanya memakai gerabah. Konsep inilah yang ditampilkan di warung sotonya yang bertemakan gerabah.

Namun tak mudah bagi Hari untuk membangun warung soto dengan konsep seperti itu, apalagi lokasinya yang tak jauh dari pusat Kota Solo. Salah satu targetnya adalah menjadi tujuan wisata kuliner. Tentu butuh modal besar untuk memenuhinya.

Advertisement

Usaha itu sempat mapan di Solo Baru hingga 2009. Namun banyak komplain dari para pelanggan yang merasa lokasi di Solo Baru terlalu jauh. Hari berpikir memindahkan usahanya ke tempat yang jauh lebih strategis di Kota Solo.

Di Solo, usahanya dibangun dengan lebih serius, bukan hanya dalam hal produk tapi juga konsep. Hari berusaha membuat warungnya tampil dengan brand yang berbeda, dengan tampilan warung desa. Dia menggandeng rekannya yang ahli seni rupa untuk menata tempat sesuai konsep itu. Hasilnya, warungnya sempat menarik perhatian televisi nasional untuk diliput.

“Saya sering ikut pameran, sejak SIEM ke-2 di Mangkunegaran, saya mulai pameran. Setelah itu saya selalu ambil bagian dalam pameran di Jogja, Semarang dan kota-kota lain,” kata Hari.

Advertisement

Hasilnya pun terasa saat banyak permintaan masyarakat luar kota yang tertarik menikmati sotonya. Bahkan dari pameran di Jogja, dia menerima berbagai permintaan untuk menjual sotonya di kota itu. Sayangnya, permintaan yang besar saat itu belum dapat dipenuhi karena keterbatasan modal.

Hal ini membuatnya melirik bantuan kredit lunak yang ditawarkan PKBL Telkom. Mulailah dia menyusun proposal kredit senilai Rp50 juta untuk pengembangan usaha pada akhir 2011. “Turunnya pada Januari lalu tapi turun Rp49 juta. Ini saya pakai untuk menambah aset.”

Penambahan aset itu menjadi sangat penting mengingat keinginannya yang besar untuk melakukan ekspansi pasar baru. Salah satu cara berekspansi adalah dengan mengikuti berbagai pameran yang membutuhkan peralatan dan modal ekstra.

Advertisement

Dengan mengikuti program ini pula, Hari semakin mudah mengikuti pameran di berbagai kota. Hal ini karena salah satu fasilitas yang diberikan dalam program ini adalah pelatihan dan pameran. Penerima program bisa mengikuti pameran ini secara gratis sepanjang difasilitasi oleh BUMN yang bersangkutan.

“Tapi tidak semua pameran yang saya ikuti bersama Telkom. Di luar itu saya juga sering ikut pameran.”

Dengan makin gencar berpameran, warung Hari pun makin dikenal dan sering jadi tujuan para pengunjung Kota Solo. Salah satunya adalah kunjungan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan para diplomat ke tempatnya, Maret 2012. Mereka tertarik pula dengan Museum Penyiaran yang terletak di jadi satu dengan kompleks bangunan warung soto. Ada pula mahasiswa asal Ohio, AS, yang menyempatkan diri datang pada Februari lalu.

Advertisement
Is Ariyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif