Esposin, SOLO — Biasanya dilakukan sendirian, apakah salat duha hukumnya boleh dilaksanakan secara berjemaah?
Salah duha merupakan salat sunah yang dikerjakan setelah Matahari terbit hingga waktu zuhur tiba. Salat sunah ini minimal dilakukan dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Seperti hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berikut ini.
“Kekasihku Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku dengan tiga perkara. (1) puasa tiga hari dari setiap bulan, (2) dua rakaat salat Duha, dan (3) agar aku salat witir sebelum tidur.”
Namun, belakangan ini ada sekolah yang mengajarkan salat duha secara berjemaah, bagaimana hukumnya?
Mengutip penjelasan Nahdlatul Ulama dalam situs resminya, NU online, ada beberapa salat sunah yang tidak dianjurkan dilakukan secara berjemaah. Beberapa di antaranya, salat rawatib, salat duha, salat tasbih, dan tahajud. Keterangan demikian dapat ditemukan dalam kitab Tahrir karya Syekh Abu Zakariya Al-Anshari.
Dari penjelasan tersebut, NU menyebut salat sunah sunah tasbih, salat tahajud, maupun duha masuk dalam kategori salat yang dianjurkan dilakukan secara sendiri-sendiri atau infirad. Hanya saja, Islam tidak melarang kalau salat sunah secara sendiri-sendiri itu dikerjakan secara berjemaah. Sekalipun dilakukan secara berjemaah, para jemaah tidak mendapatkan pahala atas kejemaahannya, tetapi mendapat pahala karena sisi pendidikannya.
Meski salat duha berjemaah hukumnya tidak dianjurkan, pihak sekolah yang mengadakan salat duha bersama-sama bisa menjelaskan dua kategori salat sunah seperti keterangan Syekh Abu Zakariya al-Anshari di atas. Penjelasan itu bertujuan agar anak-anak sekolah dan para jamaah tidak keliru meyakini kategori tersebut.