Esposin, NEW YORK – Memberi review tentang layanan yang didapat tak seterusnya aman. Seorang perempuan asal New York, Amerika Serikat, harus menghadapi tuntutan ganti rugi senilai US$1 juta atau Rp13 miliar karena memberi review satu bintang dari layanan kesehatan yang ia pakai.
Dilansir Oddity Central, Rabu (31/5/2018), Pada Juli 2017, perempuan bernama Michelle Levine melakukan pemeriksaan rutin tahunan di sebuah klinik bernama New York Robotic Gynecology & Women’s Health. Setelah diperiksa, Levine merasa dibodohi karena di asuransi kesehatannya ada tagihan senilai lebih dari US$1.700 atau sekitar Rp23 jutaan. Levine merasa tak meminta pemeriksaan tambahan dan menganggap dokter klinik tersebut menambahi pemeriksaan yang sebenarnya Levin tak butuhkan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Pelayanan buruk, praktik kesehatan yang licik,” tulis Levine di beberapa forum kesehatan dan akun media sosial pribadinya. Levine juga menuliskan dugaan kalau dokter di klinik tersebut suka menambahi pemeriksaan yang tidak dibutuhkan pasien. Tujuannya agar pasien tetap membayar karena pemeriksaan umum sudah ditutup bayarannya oleh asuransi.
Dua pekan setelah review Levine diunggah, ia mendapat surat dari pengacara dokter yang memeriksa Levine. Surat itu berisi kalau Levine dianggap mengunggah tuduhan palsu dan pelecehan secara online.
“Saya hanya menulis review. Kita hidup di negara di mana seseorang bisa dituntut gara-gara apapun, dan korbannya diminta membayar karena pembelaannya. Tidak ada jalan keluar, dokter dang pengacaranya ini sudah menghantuiku hampir satu tahun, jelas Levine kepada New York Post.
Pengacara klinik tersebut tak setuju dengan pandangan Levine. Pengacara bernama Areva Martin itu berpegang pada Amandemen Pertama. “Di Amandemen Pertama seseorang tidak berhak merendahkan orang lain. Hanya karena kamu bisa dan mampu, bukan berarti kamu boleh merendahkan orang lain tanpa konfirmasi,” tegas Areva.
Kini Levine sudah menghabiskan US$20.000 atau senilai Rp277 juta untuk biaya pembelaan diri. Meski sudah diajak damai, dokter dari klinik tersebut tetap menuntut Levine.