by Astrid Prihatini Wd - Espos.id Lifestyle - Selasa, 31 Oktober 2023 - 15:45 WIB
Esposin, SOLO-Benjolan di belakang telinga yang sering kali Anda alami dapat disebabkan oleh beberapa hal. Kondisi tersebut mungkin diakibatkan oleh hal sepele, tetapi bisa juga berbahaya. Simak ulasannya di info sehat kali ini.
Tak jarang saat meraba di belakang telinga, Anda menemukan ada semacam jerawat. Besar kecilnya beragam, pada umumnya sebesar biji kacang hijau.
Pada kebanyakan kasus, benjolan di bagian belakang telinga tidak berbahaya dan mudah untuk disembuhkan. Namun, kondisi ini bisa menandakan masalah yang lebih serius. Lalu bagaimana membedakannya?
Berikut ini ulasan tentang sejumlah kondisi yang menyebabkan munculnya benjolan di belakang telinga dikutip dari hellosehat.com pada Selasa (31/10/2023):
Benjolan ini bisa ditangani dengan beragam obat jerawat, dari krim hingga sabun cuci muka yang dijual bebas. Namun, jika jerawat sulit sembuh, dokter juga bisa meresepkan obat dengan dosis yang lebih kuat.
Salah satu penyebab benjolan di bagian belakang indra pendengaran ini, yakni karena infeksi mononukleosis yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Selain itu, benjolan dapat diakibatkan oleh infeksi HIV/AIDS, cacar, dan campak.
Benjolan akibat mastoiditis akan disertai gejala lain, yaitu:
- Bernanah, - Demam, - Radang, dan - Keluarnya cairan dari dalam telinga.
Mastoiditis biasanya bisa diobati dengan antibiotik oral, obat tetes telinga, dan pembersihan telinga rutin oleh dokter.
Supaya cepat hilang, abses dapat diobati dengan beberapa cara, termasuk drainase atau operasi ringan. Operasi kecil ini dilakukan dokter dengan memotong abses untuk mengeluarkan nanah.
Gejala ini yang kemudian bisa mengakibatkan benjolan di belakang telinga. Meski begitu, gejala otitis media kebanyakan bisa hilang sendiri tanpa memerlukan pengobatan dalam waktu 3 – 5 hari.
Namun, jika dibutuhkan, Anda bisa mengonsumsi ibuprofen atau paracetamol untuk meredakan demam tinggi dan nyeri.
Ketika benjolan disebabkan oleh limfadenopati, Anda mungkin juga merasakan gejala berupa:
- Batuk - Badan lemas - Pilek - Menggigil dan berkeringat (terutama pada malam hari) - Radang tenggorokan - Demam - Kulit yang memerah, hangat, dan bengkak.
Limfadenopati dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi, kondisi ini diatasi dengan antibiotik atau antiviral. Sementara itu, jika penyebabnya kanker, Anda mungkin memerlukan kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi.
Dikutip dari situs National Center for Biotechnology Information, sebagian besar lipoma tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan dihilangkan. Beberapa pasien memilih untuk menghilangkan benjolan ini karena alasan kosmetik.
Kondisi ini merupakan jenis kista yang paling umum terlihat di telinga, termasuk di belakang telinga. Jika benjolan disebabkan oleh kista, Anda mungkin juga akan merasakan gejala berupa nyeri di bagian yang terinfeksi.
Dalam kebanyakan kasus, kista sebasea dapat diabaikan karena bukan merupakan kondisi yang berbahaya.
Dikutip dari Mayo Clinic, kanker nasofaring sulit dideteksi sejak dini karena gejalanya mirip dengan kondisi umum.
Selain adanya benjolan pada bagian sekitar belakang telinga, kanker nasofaring juga menyebabkan gejala-gejala berupa:
- Darah di air liur, - Hidung tersumbat atau telinga berdenging, - Keluar darah dari hidung, - Sering mengalami infeksi telinga, - Sakit tenggorokan, - Kehilangan pendengaran, dan - Sakit kepala.
Perawatan untuk kanker nasofaring biasanya termasuk dari terapi radiasi, kemoterapi, atau keduanya sekaligus.