Esposin, SOLO-Ada anggapan kegiatan meremas payudara bisa cegah pertumbuhan sel kanker payudara yang ganas. Apakah ini hanya mitos atau fakta ilmiah yang telah dibuktikan dengan penelitian? Simak ulasannya di info sehat kali ini.
Kanker payudara masih menjadi monster yang menakutkan bagi perempuan. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa kasus.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
“Sebanyak 70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,” kata Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Jumat (13/10/2023).
Sebuah penelitian di UC Berkeley dan Lawrence Berkeley National Laboratory mengungkapkan bahwa meremas atau memijat payudara dapat mencegah kanker. "Tekanan fisik dapat mempengaruhi tubuh. Ketika kita mengangkat beban, otot kita menjadi lebih besar. Gaya gravitasi sangat penting untuk menjaga tulang kita kuat. Di sini kami menunjukkan bahwa tekanan fisik dapat memainkan peran dalam pertumbuhan sel kanker," ujar salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut Gautham Venugopalan dikutip dari Antara pada Jumat (13/10/2023).
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga memasukkan sel kanker payudara ganas pada silikon. Mereka kemudian mencoba menekan dan meremas silikon berisi sel kanker ganas. Setelah beberapa lama, sel kanker yang mendapatkan tekanan fisik mulai tumbuh secara normal dan tidak ganas.
Mereka pun menjelaskan bahwa kegiatan meremas dan memijat payudara mungkin tak bisa dikembangkan menjadi bentuk terapi. Meski begitu, penemuan ini memberikan petunjuk baru untuk melacak molekul dan struktur sel yang bisa dijadikan target terapi.
Para ilmuwan yakin bahwa ini dapat dijadikan sebagai pertanda untuk terapi baru yang akan diterapkan, seperti dilansir dari DailyMail. "Selama bertahun-tahun banyak orang paham bahwa melakukan penekanan terhadap tubuh dapat mempengaruhi tubuh," ujar dia.
"Saat kita melakukan angkat beban, otot kita bertambah besar. Tekanan gravitasi juga penting untuk menjaga kekuatan tulang. Ini adalah bukti bahwa tekanan terhadap tubuh memiliki dampak terhadap pertumbuhan sel, dalam hal ini adalah sel kanker," ujar Venugopalan.
Penelitian memperlihatkan bahwa dengan meremas bisa cegah kanker payudara lantaran sel kanker yang ganas tumbuh dengan lebih normal dan terorganisir dengan lebih baik.
Namun para ilmuwan tidak membayangkan bahwa kanker payudara dapat dilawan dengan pakaian dalam yang terlalu menekan payudara. "Bentuk tekanan ini belum tentu bisa menjadi terapi, namun ini menjadi salah satu petunjuk untuk menganalisa molekul dan struktur yang menjadi target terapi," ujar koordinator laboratorium Berkeley, Profesor Daniel Fletcher.
Selain itu, para peneliti mendapatkan bahwa penggunaan obat untuk mencegah pertumbuhan sel kanker justru membalikan efek tekanan. Sel akan kembali tidak teratur dan sel kanker semakin ganas meskipun telah mendapatkan tekanan.