Prediksi seperti itu pernah dirilis dalam hasil penelitian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam hasil penelitian itu dijelaskan suhu tinggi atau memasuki musim kemarau/panas mampu menekan persebaran virus corona penyebab Covid-19.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Tetapi memutus mata rantai persebarannya harus dibarengi dengan pembatasan jarak yang ketat. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam diskusi online pekan lalu.
Ini Resep Dalgona Coffee Ala Kafe Anti Gagal, Yuk Coba!
Mereka menilai persebaran virus corona penyebab Covid-19 belum tentu berkurang di musim panas. Laporan tersebut dikirim oleh NASEM kepada Gedung Putih.
Dikutip dari laman New York Times, Selasa (14/4/2020), seorang Imunologi di Scripps Research Translational Institute, California, Kristian Andersen, menekankan perilaku manusia menjadi yang paling penting.
Waspada OTG di Solo! Tak Merasa Sakit Tapi Bisa Menularkan Virus Corona
Pengaruh Cuaca
Dia mengatakan pandemi Covid-19 mungkin berkurang karena physical distancing atau langkah pencegahan lainnya."Kita mungkin akan melihat pengurangan penyebaran di awal musim panas. Akan tetapi kita harus berhati-hati pengurangan penyebaran virus bisa lebih cepat jika pembatasan jarak dilakukan dengan ketat," terang Kriastian Andersen.
Sementara itu David Relman yang tengah mempelajari interaksi host-mikroba di Stanford, mengatakan jika seseorang batuk atau bersin cukup dekat dengan orang yang imunitasnya rendah, maka suhu dan kelembaban tidak akan menghentikan penularan virus.
Itulah sebabnya pembatasan jarak atau physical distancing sangat penting dilakukan. Seperti dijelaskan Kepala BMKG di atas, suhu dan kelembapan di cuaca panas bakal menekan virus corona jika dibarengi dengan usaha membatasi pergerakan massa.