style
Langganan

Benarkah Angka Persalinan Lewat Operasi Sesar di RI Tinggi? Ini Datanya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd Newswire  - Espos.id Lifestyle  -  Jumat, 21 Mei 2021 - 15:00 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi persalinan lewat operasi sesar (Freepik)

Esposin, JAKARTA--Angka persalinan lewat operasi sesar (sectio caesarea) di Indonesia dinilai tinggi.  Rasio tindakan SC di Indonesia dinilai di atas rata-rata rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10% hingga 15%.

Sedangkan di negara negara Eropa, proporsi persalinan lewat operasi sesar umumnya kurang dari 10%. Misalnya Finlandia dan Norwegia 6,6%; Belanda 7,7%; Swedia 8,6% dan Inggris 9%. Benarkah demikian? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Advertisement

Menanggapi tingginya operasi sesar dalam proses persalinan di Indonesia, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat POGI, Prof. Budi Wiweko, menjelaskan bahwa berdasar data riset dasar kesehatan Indonesia pada 2018 terdapat kurang lebih 4,8 juta persalinan yang 19 persen di antaranya ditolong melalui operasi sesar. Dari kelompok yang menjalani persalinan lewat operasi sesar ini, kurang lebih 58 persen pembiayaannya melalui program jaminan kesehatan nasional (JKN), dan 42 persen sisanya dibiayai melalui skema pembiayaan yang lain.

Baca Juga: Tawari Seluruh Karyawannya Pensiun Dini, Garuda Indonesia Bangkrut?

Advertisement

Baca Juga: Tawari Seluruh Karyawannya Pensiun Dini, Garuda Indonesia Bangkrut?

Menurutnya, data ini menjelaskan bahwa proporsi persalinan lewat operasi sesar di populasi Indonesia masih tergolong rasional dan pemerintah (JKN) membiayai sekitar 58 persen dari seluruh persalinan seksio sesarea (kurang lebih 600.000 dari 1 juta operasi sesar) yang ada di Indonesia.

Kendati demikian hal tersebut menjadi bahan instropeksi bagi para dokter obgyn untuk melihat lagi bagaimana kenyataan yang ada di lapangan.

Advertisement

Budi memaparkan dari data 66 RS dan 1.920 rekam medik yang ditelusuri, indikasi janin terbanyak pada persalinan lewat operasi sesar adalah ketuban pecah dini, disproporsi sefalo pelvik (ketidaksesuaian ukuran bayi dan rongga panggul), oligohidramnion (air ketuban sedikit), persalinan tidak maju dan kelainan posisi atau presentasi bayi di jalan lahir.

Sementara untuk indikasi ibu terbanyak pada persalinan lewat operasi sesar adalah riwayat operasi seksio sesarea sebelumnya dan pre eklampsia berat (hipertensi dalam kehamilan).

Untuk luaran ibu dan bayi setelah persalinan lewat operasi sesar, hasil audit menunjukkan luaran ibu, 96 persen ibu dirawat biasa, 2 persen masuk ICU, 2 persen mengalami penyulit, dan tidak ada yang meninggal. Rata-rata ibu dirawat selama dua hingga 4 hari.

Advertisement

Baca Juga: Isteri Keguguran, Perasaan Sedih Suami Jangan Diabaikan!

Mutu luaran bayi juga menunjukkan hasil yang baik yaitu 94 persen bayi dirawat biasa atau rawat gabung, enam persen masuk NICU, empat persen mengalami komplikasi, dan satu persen meninggal.

Rata-rata lama rawat bayi selama dua hingga 3 hari. Hal ini menekankan bahwa luaran seksio sesarea pada uji petik ini selaras dengan luaran ibu dan bayi yang baik.

Advertisement

"Untuk data klaim JKN di RS, proporsi seksio sesarea kurang lebih sebesar 57 persen yang terdiri dari tingkat keparahan 1, 2 dan 3 sesuai dengan INA CBGs," jelas Ketua POGI, Ari Kusuma Januarto.

Ari menilai bahwa proporsi ini tentu sesuai dengan proses dan sistem rujukan layanan kesehatan di Indonesia yang menempatkan tindakan seksio sesarea hanya bisa dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan rawat tingkat lanjut (FKRTL).

"Namun demikian kami terus melakukan instropeksi dan evaluasi diri untuk meningkatkan etik dan profesionalisme seluruh dokter spesialis kandungan di Indonesia. Kami mengajak semua pihak yang berkepentingan untuk duduk dan diskusi bersama mengkaji data yang ada sebelum mengeluarkan kebijakan penting bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia," beber Ari.

 

 

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif