style
Langganan

Awas! Asupan Gula Tinggi Tingkatkan Risiko Depresi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Zerita Karimah  - Espos.id Lifestyle  -  Minggu, 10 Maret 2024 - 19:08 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi takaran gula. (Freepik)

Esposin, SOLO-Bagi Anda penggemar makanan manis sebaiknya berhati-hati lantaran asupan gula tinggi bisa meningkatkan risiko mengalami depresi. Untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental, simak ulasannya di info sehat ini.

Sebagian besar orang bisa jadi menyukai makanan manis.  Mengonsumsinya disebut dapat memberikan rasa senang dan meredakan stres. Meski begitu, konsumsi makanan manis yang tinggi bisa memberikan efek tak baik bagi tubuh.

Advertisement

Selain meningkatkan risiko terkena diabetes, asupan gula tinggi juga meningkatkan risiko depresi. Hal ini berdasarkan hasil penelitian terbaru yang diterbitkan pada 8 Februari 2024 di BMC Psychiatry.

Dikutip dari eatingwell.com pada Minggu (10/3/2024), bahwa terdapat hubungan pula antara makan terlalu banyak gula dengan depresi. Setelah menjalankan beberapa uji statistik pada data, para peneliti menemukan hubungan linear antara asupan gula dan depresi. Artinya, semakin banyak peserta mengonsumsi gula, semakin tinggi risiko depresi.

Dari penelitian ini mereka secara khusus menemukan bahwa setiap 100 gram tambahan gula pada pola makan peserta per harinya (sekitar 8 sdm atau 1/2 cup), risiko depresi meningkat sebanyak 28%. Para peneliti menyatakan bahwa perlu dilakukan lebih banyak penelitian untuk menentukan penyebab dari korelasi ini, namun memberikan beberapa alasan yang mungkin salah satunya berkaitan dengan bagaimana gula dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Advertisement

Peningkatan peradangan terkait dengan risiko depresi yang lebih tinggi. Alasan lain yang mungkin, seperti idisampaikan oleh penulis studi, adalah hubungan antara kesehatan usus dan depresi.

Asupan gula tinggi atau berlebih dapat berdampak negatif pada kesehatan usus dengan mengganggu mikrobiom usus, usus yang tidak sehat telah dikaitkan dengan depresi dan kecemasan.

Asupan gula berlebih juga dapat membuat kadar gula darah melonjak dan kemudian turun drastis. Jadi, jika seseorang bergantung pada minuman berisi gula dan makanan dengan karbohidrat olahan sepanjang hari, mereka akan mengalami siklus naik-turun yang konstan ini dan hal itu akan berdampak negatif pada mood dan energi. Bahkan seseorang tidak perlu memiliki diabetes untuk mengalami hal ini.

Advertisement

Maka dari itu, terdapat beberapa cara untuk mengurangi konsumsi gula untuk menghindari kemungkinan buruknya. Dua cara utama untuk mengurangi konsumsi gula ialah dengan meningkatkan jumlah makanan utuh yang dimakan, dan memulai mengontrol jumlah dari makanan kemasan dan makanan siap saji yang akan dimakan.

Untuk menghindari risiko depresi, akan bermanfaat pula untuk memiliki dasar terkait asupan gula Anda saat ini. Lakukan beberapa makanan normal harian hitung jumlah gula tambahan dalam makanan setiap hari dan cari jumlah gula tambahan dalam setiap porsi pada label informasi gizi lalu hitung berdasarkan seberapa besar porsi Anda. Setelag itu, ambil rata-rata dari dua hari tersebut.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif