by Ayu Abriani Jibi Solopos - Espos.id Lifestyle - Minggu, 27 April 2014 - 06:15 WIB
Bahkan, menurut cerita yang berkembang, Kiai Melati menjadi salah satu cikal bakal nama Klaten. Ada dua versi yang menyebutkan tentang asal mula nama Klaten. Pertama, nama Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir.
Kata kelati kemudian mengalami perubahan menjadi Klaten yang sejak dulu merupakan daerah yang terkenal kesuburannya.
Sedangkan versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati dan menjadi kata Klati. Lalu, untuk memudahkan ucapan, kata Klati berubah menjadi Klaten.
Sedangkan versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati dan menjadi kata Klati. Lalu, untuk memudahkan ucapan, kata Klati berubah menjadi Klaten.
Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Sekretariat Daerah Kabupaten Dati II Klaten pada 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kyai pada masa Kerajaan Mataram Kuno yang datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kiai Melati Sekolekan, menetap di tempat itu dan semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya sehingga daerah itu menjadi Klaten saat ini.
Simak Juga...Makam Kiai Melati Jadi Jujugan Caleg
Jujugan Caleg
Menurut juru kunci makam Kiai Melati, Sudarti, 73, di lokasi tersebut ada tiga makam yakni Kiai Melati dan istrinya, serta adiknya Kiai Donorekso. Ia pun mengatakan saat peringatan HUT Kabupaten Klaten, jajaran Muspida selalu berziarah ke makam tersebut.
Di sisi lain, masih ada yang percaya jika ingin sesuatu, bisa berdoa dan berziarah di makam tersebut. Tidak hanya warga Klaten, bahkan ada dari Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatra.
“Memang masih ada yang berdoa di sini [Makam Kiai Melati] jika memiliki sebuah keinginan. Asal, bukan keinginan yang buruk. Bahkan, menjelang pemilu kemarin [Pemilu Legislatif] banyak yang berziarah dan berdoa di sini,” katanya saat ditemui Esposin di Makam Kiai Melati, Jumat (26/4/2014).
Makam yang berada di tengah perkampungan padat tersebut terasa redup karena ada sebuah pohon asam tua dan sejumlah pohon lainnya. Di bawah pohon asam tua itulah, terletak makam Kiai Melati. Sedangkan di sekitar makam tersebut juga ada puluhan makam lainnya yang juga makam kuno karena susunannya masih berupa tumpukan batu bata.