Esposin, SOLO-Ketahui apa itu gangguan dismorfik tubuh atau body dysmorphic disorder (BDD) agar Anda terhindar dari gangguan ini. Untuk menjaga kesehatan mental, simak ulasannya di info sehat kali ini.
Dikutip dari halodoc.com pada Jumat (16/2/2024), ini adalah gangguan kesehatan mental ketika seseorang tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dalam penampilannya. Padahal, kekurangan ini tampak kecil atau tidak terlihat, bahkan tidak menjadi perhatian besar bagi orang lain. Namun, pengidap akan merasa sangat malu, gelisah, dan cemas sehingga menghindari banyak situasi sosial.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Ketika memiliki gangguan ini, seseorang akan sangat fokus pada penampilan dan citra tubuh sendiri. Mereka akan berulang kali melihat bayangan pada cermin, berdandan atau mengoreksi sesuatu. Terkadang, hal ini dapat terjadi selama selama berjam-jam setiap hari.
Agar semakin tahu apa itu body dysmorphic disorder ketahui pula dampaknya. Kekurangan yang mereka rasakan dan perilaku berulang menyebabkan pengidap mengalami kesulitan yang signifikan. Tak jarang, hal ini akan memengaruhi aktivitas sehari-hari pengidap.
Selain itu, pengidap akan mencari berbagai prosedur kosmetik untuk mencoba “memperbaiki” kekurangan yang mereka rasakan. Setelah itu, mereka akan merasakan kepuasan sementara.
Sayangnya, para ahli belum mengetahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab body dysmorphic disorder. Namun, para ahli menduga masalah mental ini terjadi karena gabungan dari banyak faktor berikut:
- Genetik. Studi menyebutkan, BDD lebih sering terjadi pada seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat kesehatan yang sama. Meski begitu, belum pasti apakah kelainan ini muncul karena kondisi genetik atau gabungan antara lingkungan serta pola asuh. - Kelainan pada struktur otak. Kelainan yang terjadi pada struktur otak maupun senyawa yang terdapat pada bagian dalamnya juga dapat menjadi penyebab gangguan ini. - Lingkungan. Penilaian yang tidak baik dari lingkungan terhadap citra diri pengidap, trauma masa lalu dan pengalaman buruk seperti menerima perlakukan body shaming, juga dapat memicu terjadinya gangguan ini.
Agar semakin tahu apa itu body dysmorphic disorder, ketahui juga gangguan ini biasanya terjadi pada awal masa remaja dan memengaruhi semua jenis kelamin.
Meski begitu, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi kelainan mental ini, yaitu:
- Memiliki keluarga dengan kelainan yang sama atau obsesif-kompulsif. - Pengalaman hidup yang negatif, seperti ejekan, penelantaran, atau pelecehan masa kanak-kanak. - Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti perfeksionisme. - Tekanan sosial atau ekspektasi kecantikan. - Memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti kecemasan, depresi atau anoreksia nervosa. Gejala Body Dysmorphic Disorder
Secara umum, tanda dan gejala body dysmorphic disorder antara lain:
- Menjadi sangat sibuk dengan kekurangan yang muncul dalam penampilan yang bagi orang lain tidak terlihat atau tampak kecil. - Keyakinan yang kuat bahwa memiliki cacat penampilan yang membuat tubuh terasa jelek atau kurang. - Perasaan yakin bahwa orang lain memperhatikan penampilan diri mereka secara negatif atau mengejeknya. - Terlibat dalam perilaku yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyembunyikan kekurangan yang muncul yang sulit dikendalikan, seperti sering bercermin. - Mencoba menyembunyikan kekurangan yang mereka rasakan dengan gaya, riasan, atau pakaian. - Terus-menerus membandingkan penampilan dirinya dengan orang lain. - Sering mencari kepastian tentang penampilan dirinya dari orang lain. - Memiliki kecenderungan perfeksionis. - Mencari prosedur kosmetik dengan sedikit kepuasan. - Menghindari situasi sosial.