style
Langganan

Antibakteri Pengawet Makanan Hentikan Kanker - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ayu Prawitasari Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Kamis, 6 Desember 2012 - 01:00 WIB

ESPOS.ID - (voaindonesia.com)

(voaindonesia.com)

Tak selamanya bahan pengawet pada makanan berbahaya. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian sejumlah ilmuwan yang menunjukkan bahan anti bakteri dalam pengawet makanan bisa memperlambat atau menghentikan pertumbuhan jenis kanker kepala dan leher.

Advertisement

Dilansir voaindonesia.com, Selasa (4/12/2012), sejumlah ilmuwan dari Universitas Michigan menemukan bahwa bahan antibakteri Nisin mengaktifkan protein yang mampu membunuh sel-sel kanker.

Kabar baiknya juga protein ini tidak membahayakan sel-sel baik yang normal. Sebagaimana diketahui, di antara beberapa jenis penyakit kanker, kanker mulut adalah kanker yang paling banyak menyebabkan kematian sementara yang mampu bertahan hidup hingga lima tahun setelah diagnosa hanya sebesar 40%-60%.

“Tingkat harapan hidup yang hanya lima tahun pada penderita kanker mulut ini menggarisbawahi perlunya dikembangkan terapi-terapi baru untuk mengobati kanker mulut,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Michigan yang juga pimpinan penelitian, Yvonne Kapila.

Advertisement

Penggunaan bahan-bahan antibakteri seperti Nisin untuk mengobati kanker merupakan pendekatan baru yang memberi harapan besar, imbuh Kapila. Nisin adalah contoh baik karena pengobatan dengan cara ini dinilai aman digunakan untuk manusia.  Keistimewaan Nisin adalah mampu memperlambat penyebaran sel atau membunuh sel kanker dengan mengaktifkan protein yang disebut CHAC1 yang terdapat di dalam sel kanker.

Lebih lanjut mengenai keampuhan Nisin, jurnal Cancer Medicine telah mempublikasikannya pada bulan ini. Jurnal itu menyebutkan Nisin adalah bahan antibakteri yang banyak kegunaannya salah satunya untuk membasmi mikroba penyebab infeksi staph dan botulisme, serta berbagai jenis bakteri yang merusak makanan. Organisasi Kesehatan Sedunia dan Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika (FDA) menyetujui penggunaannya untuk manusia beberapa puluh tahun lalu.

Advertisement
Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif