Esposin, SOLO-Kelompok homoseks lelaki seks lelaki (LSL) seperti di Wonogiri atau pun penikmat jasa pijat plus-plus yang terungkap di Solo beberapa waktu lalu memiliki perilaku seksual yang membuat mereka rentan tertular penyakit. Di samping itu, kebiasaan berganti-ganti pasangan dan tidak melakukan seks aman juga ikut berperan.
Hasil penelitian terhadap kelompok homoseks LSL yang dipublikasikan Universitas Diponegoro Semarang beberapa waktu lalu mengungkap ada sejumlah perilaku seksual berisiko yang membuat kelompok ini rentan terkena infeksi menular seksual. Karena itu, agar terhindar dari penularan penyakit, kelompok homoseks LSL ini sebaiknya melakukan perilaku seksual aman misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan atau memakai alat pengaman.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Baca Juga: Ternyata Ada 3 Tipe Pelaku Homoseks LSL di Wonogiri, Ini Tipe Tersebut
Dikutip Esposin dari eprints.undip.ac.id, Rabu (5/10/2021), berikut ini empat perilaku seksual kelompok homoseks LSL yang membuat mereka rentan terkena infeksi menular seksual:
1. Oral sex
Meskipun biasanya dianggap lebih aman dibandingkan dengan sexual intercourse, namun hal ini tidak sepenuhnya benar karena perilaku ini dapat mentransmisikan patogen-patogen oral, respiratorik maupun genital.21 Kontak oral-genital dapat mentransmisikan sejumlah penyakit IMS (infeksi menular seksual), seperti HIV ( human immunodeficiency virus), herpes, sifilis, genital warts (HPV), gonorrhea, parasit gastrointestinal dan hepatitis.2. Anal sex atau anal intercourse
Ini adalah aktivitas seksual yang melibatkan penetrasi penis ke dalam anus, anus pada umumnya tidak menghasilkan cairan lubrikan yang banyak, ehingga pada saat berhubungan seksual, dapat digunakan lubrikan yang steril dan berbahan dasar air. Anal sex, biasanya dilakukan oleh kelompok LSL untuk mencapai kepuasan seksual. Di mana untuk peran insertif, kepuasan ini didapat dari adanya kontraksi otot spighter anus yang terasa ketat, sedangkan bagi peran reseptif, penetrasi penis kedalam anus dapat menghasilkan kenikmatan karena banyaknya akhiran saraf di daerah anus yang membuatnya sensitif.Baca Juga: Duh! Pesawat Air India Tersangkut di Bawah Jembatan Layang
Anal sex sama halnya dengan oral sex, juga dapat menyebabkan IMS, sexual intercourse pada umumnya memiliki risiko IMS yang lebih tinggi dibandingkan oral sex, namun perlu dicatat juga bahwa LSL dengan peran reseptif pada anal intercourse memiliki risiko yang lebih tinggi terkena IMS dibandingkan dengan peran insertif karena anus tidak dibentuk untuk berhubungan seksual, sehingga dapat terbentuk luka saat melakukan anal seks yang memudahkan transmisi penyakit IMS.
Dalam berhubungan seksual (anal sex), peran gender pada LSL dapat dibagi menjadi dua yaitu peran insertif atau penetratif dan partner reseptif atau yang dipenetrasi. Kemudian, oleh karena adanya preferensi akan peran seksual tertentu, maka kelompok LSL dapat dibagi lagi sesuai dengan preference pada peran seksual mereka dalam melakukan anal sex yaitu top (individu yang lebih menyukai peran insertif), bottom (individu yang lebih menyukai peran reseptif), dan versatiles (individu yang menyukai kedua peran tersebut).
Baca Juga: Homoseks LSL Seperti di Wonogiri Rentan Terkena Penyakit Menular Ini
3. Masturbasi
Masturbasi adalah stimulasi terhadap organ genitalia oleh diri sendiri yang dilakukan baik untuk mencapai sexual arousal ataupun kenikmatan seksual yang biasanya ditandai dengan sexual climax. Masturbasi dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dengan cara menyentuh dan memijat genitalia ataupun dengan menggunakan alat atau objek lainnya. Jika dilakukan sendiri, tidak berisiko terkena penyakit menular seksual.4. Fisting
Selain ketiga perilaku seksual di atas, terdapat juga perilaku seksual berisiko lainnya yang dapat muncul pada kelompok LSL adalah fisting. Fisting adalah aktivitas seksual yang melibatkan insersi tangan ke dalam anus, kegiatan ini dapat menyebabkan luka atau peradangan yang dapat berujung pada infeksi pada anus.